Saturday, January 31, 2009

MOTIVASI DIRI DENGAN TEKAD

Dengan bekal kekayaan mental yang terus tumbuh dari Niat, Hasrat, Gairah, Semangat, dan TEKAD dalam diri, kita bisa bangkit dari rasa putus asa, frustasi dan kehancuran, dengan Tekad, dan menjadikan hari penuh dengan manfaat. Apalagi bila kita menetapkan target besar dan tentu menantang untuk dicapai, maka kita akan mampu terus mengukir prestasi yang berguna bagi diri sendiri.
Jika kita sadar bahwa sukses adalah hak saya dan hak semua orang, seharusnya dengan adanya Niat, Hasrat, dan Gairah dapat mendorong membakar semangat dan tekad kita untuk maju. Sehingga, kita akan sadar bahwa perjuangan menuju sukses tak akan berhenti sampai tetes darah penghabisan. Dengan keyakinan ini, maka apapun halangan dan rintangan menghadang, akan bisa kita lewati dan taklukkan guna mewujudkan semua cita-cita.
Memang ”tekad bukanlah segala-galanya, tetapi tanpa tekad tidak mungkin ada segalanya." Maka, bagi setiap manusia, siapapun dia, bagaimanapun keadaannya, selama masih mempunyai niat, hasrat dan gairah dan tekad yang terpelihara dalam semangat, punya target besar dan menantang untuk diraih, maka tiada kata terlambat untuk memulai sebuah awal yang baru, sebuah kebangkitan baru, dan menciptakan kesuksesan baru. Miliki tekad untuk bangkit berjuang menggapai segala impian, agar hidup menjadi lebih SUKSES.


Thursday, January 29, 2009

PERKEMBANGAN MODEL MOTIVASI

Sejalan dengan perkembangan zaman, teori manajemen telah berubah untuk disesuaikan dengan perubahan sifat pekerjaan manajer. Sebagai contoh, dahulu mana­jer menghadapi bawahan yang melakukan tugas yang relatif tidak rumit, sedangkan banyak, jika tidak sebagian besar, manajer dewasa ini berurusan dengan individu yang melakukan pekerjaan yang ru­mit. Juga kita memperhatikan bahwa pemahaman mengenai pende­katan manajerial yang efektif dan tidak efektif dan pentingnya ke­kuatan sosial di tempat kerja terus meningkat. Faktor-faktor ini juga mempengaruhi perkembangan aliran pemikiran manajemen.
Pada tahap-tahap berbeda dalam evolusi aliran pemikiran. para manajer berpegang pada model atau teori yang berbeda me­ngenai motivasi. Tiga dari antaranya yang akan kita bahas: model tradisional, model hubungan antar manusia, dan model sumber­daya manusia. Sebagaimana akan kita lihat, keyakinan tentang mo­tivasi yang dimiliki manajer merupakan faktor penentu yang pen­ting dalam upayanya mengelola orang.

1. Model Motivasi Tradisional,
Model Motivasi tradisional dikaitkan dengan Frederick Taylor dan aliran manajemen ilmiah. Aliran ini berpendapat bahwa salah satu aspek penting pekerjaan manajer adalah memastikan bahwa para pekerja melakukan tugasnya yang membosankan dan berulang-ulang dengan cara yang paling efisien. Manajer menentukan bagaimana pekerjaan itu dilakukan dan menggunakan suatu sistem perangsang upah untuk memotivasi para karyawan - makin banyak yang mereka hasilkan, makin besar upah yang me­reka peroleh.
Pandangan ini berasumsi bahwa karya­wan pada dasarnya malas dan bahwa manajer memahami pekerjaan karyawan lebih baik daripada karyawan itu sendiri. Karyawan hanya dapat dimotivasi dengan imbalan uang dan di luar pekerjaannya, sedikit sekali yang dapat disumbangkan karyawan untuk organi­sasinya.
Dalam banyak situasi pendekatan ini efektif. Karena efisiensi meningkat, lebih se­dikit karyawan yang dibutuhkan untuk mena­ngani suatu tugas tertentu. Sejalan dengan perkembangan waktu, manajer mengurangi besarnya rangsangan upah. Pemutusan hu bungan kerja menjadi lazim, dan karyawan lebih mencari keamanan kerja daripada hanya
peningkatan upah yang kecil dan sementara.

2. Model Hubungan Antar Manusia
Akhirnya menjadi nyata bahwa pendekatan tradisional terhadap mo­tivasi sudah tidak memadai lagi. Elton Mayo dan peneliti hubungan antar manusia lainnya menemukan bahwa kontak sosial yang dialami karyawan waktu bekerja juga penting dan bahwa kebosanan dan berulang-ulangnya tugas itu sendiri merupakan faktor yang mengu­rangi motivasi. Mayo dan peneliti lainnya juga berpendapat bahwa manajer dapat memotivasi karyawan dengan mengakui kebutuhan sosialnya dan membuat mereka merasa berguna dan penting.
Akibatnya, karyawan diberi suatu kebebasan untuk mengam­bil keputusannya sendiri mengenai pekerjaannya. Perhatian lebih besar diberikan kepada kelompok kerja informal organisasi. Lebih banyak informasi yang diberikan kepada karyawan mengenai mak­sud manajer dan tentang operasi organisasi.
Dalam model tradisional, karyawan diharapkan menerima we­wenang manajemen agar memungkinkan pemberian upah yang tinggi.
berdasarkan sistem yang efisien yang didisain manajemen dan dilak­sanakan oleh karyawan. Dalam model hubungan antar manusia, karyawan diharapkan menerima wewenang manajemen karena supervisor memperlakukan mereka dengan penuh tenggang rasa dan penuh perhatian akan kebutuhan mereka. Akan tetapi, maksud manajer tetap sama - ingin agar karyawan menerima situasi kerja seperti yang ditetapkan oleh manajer.

3. Model Sumber Daya Manusia
Para ahli teori yang kemudian seperti McGregor dan Maslow, dan para peneliti seperti Argyris dan Likert, mengeritik model hubung­an antar manusia sebagai suatu pendekatan yang lebih canggih untuk memanipulasi karyawan. Para ahli teori ini berpendapat bahwa kar­yawan dimotivasi oleh banyak faktor - bukan hanya uang, atau ke­inginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan akan prestasi dan kerja yang bermakna. Menurut mereka, kebanyakan orang telah di­motivasi untuk melakukan suatu pekerjaan yang baik dan mereka tidak secara otomatis melihat pekerjaan sebagai sesuatu yang tidak diinginkan. Mereka mengatakan bahwa karyawan ada kemungkin­an memperoleh kepuasan dari prestasi yang baik (bukannya melak­sanakan dengan baik karena mereka dipuaskan, seperti dalam model hubungan antar manusia). Dengan demikian, karyawan dapat diberi tanggungjawab yang jauh lebih besar untuk mengambil keputusan dan melaksanakan tugasnya.
Maka, dari sudut pandangan model sumberdaya manusia, mana­jer tidak boleh membujuk karyawan memenuhi saran manajerial dengan menyuap mereka berupa upah yang tinggi, seperti dalam model tradisional, atau memanipulasi mereka dengan perlakuan yang penuh tenggang rasa dan penuh perhatian, seperti dalam model hubungan antar manusia. Sebaliknya, manajer harus membagi tang­gungjawab untuk mencapai sasaran organisasi dan individu, dengan setiap orang yang memberikan sumbangan atas dasar minat dan ke­mampuannya.
Sebuah penelitian berkesimpulan bahwa para manajer kontem­porer cenderung untuk meyakini dua model motivasi secara serem­pak. Menghadapi bawahannya, manajer cenderung beroperasi sesuai dengan model hubungan antar manusia: mereka berusaha mengu­rangi penolakan bawahan dan meningkatkan semangat kerja dan kepuasan. Akan tetapi, dalam diri mereka sendiri, para manajer lebih menyukai model sumberdaya manusia: Mereka merasa bakat­nya sendiri belum dimanfaatkan sepenuhnya, dan mereka berupaya mendapat tanggungjawab yang lebih besar dari atasannya.

Sumber dari MANAGEMENT Edisi ketiga By. James A.E Stoner/Charles Wankel

Wednesday, January 28, 2009

BERPIKIR DAN BERSIKAP POSITIF UNTUK MERANGSANG KESUKSESAN

Orang yang hilang kepercayaan diri, sulit baginya untuk percaya, bahwa dia mempunyai kemampuan untuk bangkit dan dapat melakukan sesuatu dan dia sangat berhati hati dalam menerima suatu keputusan, tetapi kepercayaan diri bisa pulih dan bangkit cukup mudah oleh dua proses yang sangat penting.

* Berpikir dan bersikap positif.

1. Berpikir positif, mungkin belum dapat mengubah hidup anda dalam semalam, tetapi dengan selalu berpikiran positif ketika anda menerima masalah, jangan langsung anda mengambil tindakan, cobalah cari beberapa akar permasalahannya, uraikan akar permasalahan yang anda hadapi satu persatu dari mengapa, sebab masalah itu terjadi sampai dengan akibat apa yang telah terjadi dan anda akan menemukan beberapa alternatif solusi, diantara beberapa alternatif solusi yang telah anda dapati, uraikan satu persatu kebaikan dan keburukannya, pilih alternatif solusi yang nilai kebaikannya terbanyak dari beberapa alternatif solusi yang baik dan abaikan nilai keburukan terbanyak, sehingga anda dapat mengambil keputusan terbaik.

2. Bantu imaginasi anda agar mendapat hasil yang positif, jangan ada perasaan malu, jangan ada perasaan khawatir bahwa anda akan dicemooh, bangkitkan percaya diri anda, bayangkan bahwa mereka itu tidak jauh beda dengan anda, mungkin lebih buruk dari anda.

3. Berpikirlah bahwa anda pasti bisa menyelesaikan permasalahan anda, walau anda sadar bahwa anda belum tentu dapat menyelesaikannya, tetapi harus dicoba temukan kekurangannya dan cari jalan keluarnya.

4. Bersikap tenang, jaga emosi, dan hal ini dapat membantu mengendalikan pola pikir positif anda.

5. Bersikap tekun, semangat bahwa pekerjaan ini mudah dan dapat diselesaikan.

6. Bersikap tegas, yakinkan bahwa keputusan anda benar.

* Hilangkan dan abaikan berpikir dan bersikap negatif.

1. Hilangkan kata ”Tidak Bisa, Tidak Sanggup, Tidak mengerti,Takut gagal, Khawatir dan sebagainya.

2. Jangan pernah berpikir bahwa masalah tersebut bukan urusan anda, atau bersikap tidak peduli.

3. Jangan selalu berpikir bahwa pekerjaan atau masalah itu berat se olah-olah tidak dapat diselesaikan.

4. Jangan mudah panik dan menyerah sebelum anda melakukan suatu pekerjaan atau menyelesaikan suatu permasalahan.

5. Jangan mudah frustasi ketika anda mendapat kegagalan

6. Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan atau sikap.

Tuesday, January 27, 2009

Bagaimana caranya memotivasi diri sendiri ?

Jika anda mempunyai suatu impian atau cita-cita yang hendak dicapai, pertama-tama anda harus menyadari bahwa banyak tantangan yang harus ditempuh hadapi satu persatu setiap tantangan dengan pemikiran yang matang terencana, lakukan review atas setiap tindakan yang telah dilaksanakan, jangan mudah putus asa, Berpegang teguh pada pendirian atau sikap agar tetap selalu termotivasi, temukan jati diri anda, lakukan pekerjaan yang telah direncanakan, kadangkala ada pekerjaan itu tidak sesuai dan tidak nyaman untuk dilakukan, dan ketika anda kurang termotivasi untuk melakukannya, dan terjadi kegagalan, maka anda harus segera mencari alasan-alasannya ”mengapa anda tidak bisa berhasil”.

Bila perlu ikuti acara seminar seminar yang dilakukan oleh Pembicara seminar yang handal dinamik atau membaca buku yang ditulis dengan baik, jangan sampai motivasi itu terhenti dan tidak diteruskan, karena tidak ada kontak ulang ke pembicara atau buku, motivasi anda mulai memudar, dan kembali kepada kebiasaan kehidupan sehari-hari anda, kembali hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar (Basic Needs) atau sampai kebutuhan rasa aman (Safety Needs) saja.

Untuk mencapai suatu prestasi atau kepuasan karena cita-cita atau impian telah tercapai, satu-satunya bentuk dapat diandalkan motivasi yang sebenarnya adalah motivasi yang terdapat dalam diri sendiri (self motivation), anda mesti memotivasi sendiri, anda mesti memutuskan bahwa cita-cita atau impian anda lebih penting daripada tantangan atau ketidakknyamanan yang mana pun sedang anda hadapi, anda belajar bertindak menghadap tantangan.

Tip untuk membantu anda memelihara faktor motivasi itu.

* TULIS atau GAMBAR IMPIAN Anda, lalu tempelkan didepan Meja Belajar, Meja Kerja, Tuliskan Impian anda pada Pembatas buku, dan sisipkan pada buku buku yang sedang anda baca, anda jika perlu dipintu Kulkas.
* Siapkan jadwal perencanaan untuk mencapai cita-cita anda, yang berisikan tentang Persiapan, Data pendukung kesuksesan, Identifikasi Masalah dan Potensi-potensi anda, buat program kerjanya, rumuskan program kerja anda dan buat alternatif strategi terbaik untuk mencapai kesuksesan.
* Kuatkan kata ”mengapa” – Mengapa anda harus belajar, mengapa anda harus menghadapi tantangan demi tantangan, mengapa anda harus melakukan hal yang tidak sesuai dengan keinginan anda, mengapa dan mengapa semua itu tidak lain karena anda telah memotivasi diri sendiri untuk mengambil tindakan yang mudah, tekad, semangat merupakan alasan kuat untuk mencapai cita-cita.
* Mimpikan impian anda seolah olah sudah ada dipelupuk mata anda. Berpikir positif bahwa cita-cita itu akan tercapai, dan tetap selalu berdoa agar semua apa yang dilakukan mendapat berkahNya,...

PENTINGNYA MOTIVASI


Motivasi - yang menyebabkan, menyalurkan, dan menunjang peri­laku orang penting sekali dipahami oleh manajer. Berdasarkan defi­nisi, manajer bekerja bersama dengan dan melalui orang, namun orang itu rumit dan kadang-kadang perilakunya tidak rasional.
Motivasinya tidak selalu mudah diketahui. Ada banyak teori menge­nai motivasi, dan kebanyakan berbeda menyangkut apa yang secara tersirat mereka usulkan agar dilakukan manajer untuk memperoleh prestasi yang paling efektif dari bawahannya. Akan tetapi, manajer yang paling berhasil belajar dari pengalaman bahwa orang sangat tanggap terhadap pujian dan dorongan - yang diungkapkan bukan hanya melalui kata-kata melainkan juga tindakan -dan perlu merasa berhasil dalam pekerjaannya untuk memberikan upayanya yang pa­ling baik bagi organisasi. IBM, misalnya, dengan sengaja menentukan kuota penjualannya cukup rendah sehingga dapat dicapai oleh seba­gian besar wiraniaganya. Kebanyakan orang juga sangat dimotivasi oleh dirinya sendiri dan berusaha memperoleh kebebasan dan oto­nomi untuk melaksanakan pekerjaannya dengan caranya sendiri. Ma­najer yang berhasil mengetahui motivasi - dalam dari bawahannya, dapat membuka jalan menuju sumber energi produktif yang besar sekali.
Mengenai motivasi dan hubungannya dengan perilaku dan kepuasan kerja., penting disadari bahwa motivasi bukan satu-satunya hal yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Juga tercakup kemampuan individu dan pemahamannya mengenai perilaku apa yang diperlukan untuk men­capai prestasi yang tinggi (dan kepuasan yang tinggi); faktor ini di­sebut persepsi peran. Motivasi, kemampuan, dan persepsi peran saling berhubungan. Jadi, jika salah satu faktor menghambat prestasi yang tinggi, maka tingkat prestasi ada kemungkinan rendah, sekalipun jika­lau faktor-faktor lain mendorong prestasi.

Friday, January 23, 2009

BAGAIMANA MEMBERIKAN MOTIVASI ?

1. KEBUTUHAN DASAR
Dalam suatu organisasi perusahaan sediakan gaji yang memadai dan lingkungan kerja yang nyaman seperti menyediakan kamar kecil, penerangan memadai, suhu nyaman ber AC,dan ventilasi udara baik.

2. KEBUTUHAN RASA AMAN
Mencakup kebutuhan akan keselamatan, ketertiban dan bebas dari rasa takut dan ancaman,
Dalam suatu Organisasi perusahaan menyediakan sistem penampungan setiap keluhan pegawai, berikan asuransi memadai, insentif akhir tahun, pensiun dan bonus.

3. KEBUTUHAN BERAFFILIASI/RASA MEMILIKI
· Berikan kesempatan berinteraksi sesama karyawan dan kelompok dalam struktur Organisasi Perusahaan
· Sebagai Pimpinan harus selalu mencari kekurangan bawahan dan selalu memberi motivasi positif
· Memberikan pemikiran pemikiran keberhasilan yang harus dicapai

4, KEBUTUHAN PENGHARGAAN
yang menyediakan jenis lambang ekstrinsik pekerjaan prestasi seperti pegawai bulan, jabatan lapang, melimpahkan melengkapi dengan fasilitas disesuaikan dengan posisi atau jabatan pekerjaannya.

5. AKTUALISASI DIRI
Meliputi kebutuhan untuk berkembang, untuk merasa terpenuhi, dan untuk menyadari potensi seseorang.

Berdoa,Belajar,Bekerja,Berusaha,Berhasil



Berdoa,
Selalu dilakukan oleh hampir semua umat manusia yang hidup di dunia, dengan cara yang disesuaikan dengan agama dan kepercayaan yang dianut, tujuannya tidak lain agar apa yang akan dilakukan mendapat berkah, restu, ijin, dengan asa atau harapan apapun yang akan dilaksanakan jauh dari kata tertunda, gagal, tidak berhasil dan dapat mencapai suatu keberhasilan atau kesuksesan.


Belajar,
semua ketidaktahuan haruslah ditempuh dengan cara belajar, belajar dan belajar, karena itu disediakan sarana pendidikan sejak Taman Bermain sampai dengan Perguruan Tinggi, dan bagi yang masih mampu terus belajar sampai ke jenjang tingkat Pasca Sarjana atau lebih lagi.


Bekerja,
Untuk mencukupi semua kebutuhan hidup, tentunya haruslah bekerja, bekerja sesuai dengan Bakat, Pendidikan, dan banyak yang terpaksa tidak sesuai dengan Bakat atau Pendidikan, karena demi memenuhi kebutuhan hidup, yaitu :
● Kebutuhan Dasar/Basic Needs(Fisiologis dan Biologis)
● Kebutuhan Rasa Aman/Safety Needs ( Pakaian,Rumah,Pekerjaan dan Penghasilan).



Berusaha,
Tidak cukup hanya Bekerja yang harus ditempuh dalam hidup ini, juga harus ada keinginan dan semangat, yang menyertai karena jika tertunda atau terjadi kegagalan yang didapat, tidaklah harus berputus asa, tetapi tetap harus Berusaha, Berusaha dan Berusaha, dengan Sabar, Tabah, Tawakal, dan Berhasil (STTB).
Berusaha untuk mendapat kebutuhan lebih baik lagi selain kebutuhan dasar dan rasa aman, yaitu :
* Kebutuhan Rasa Memiliki/Belongness Needs, ( Pasangan/ Cinta, Affiliasi, Pertemanan)
* Kebutuhan Harga diri/Esteem Needs,( Penghargaan, Prestise/ Pamor).
* Kebutuhan Aktualisasi Diri/Self Actualization Needs,( Kepuasan,kebutuhan untuk berkembang, merasa terpenuhi dan dapat menyadari potensi seseorang).



Berhasil,
Pada akhirnya dengan selalu Berdoa mohon keberkahan, perlindungan, keselamatan, atas setiap tindakan, yang pada akhirnya tercapai suatu kebutuhan dasar, kenikmatan, keamanan, keselamatan,
Segala pembelajaran dalam pendidikan atau pengalaman yang telah ditempuh dengan melalui suatu pengujian dan dinyatakan lulus ataupun predikat sangat memuaskan, yang pada akhirnya menjadi seorang Ahli, Pakar terdidik berpengalaman merupakan suatu modal dalam bekerja, apakah menjadi seorang Pegawai menjadi Manager, Pejabat berkedudukan, Pengusaha sukses atau Penyambung Suara Rakyat (Ketua/anggota DPR). Semua itu merupakan sebagian indikator kesuksesan yang telah dicapai dan menjadi lebih lagi dalam hal meningkatkan Harga dan Aktualisasi diri.
Dan banyak indikasi lain yang dapat dikatakan bahwa suatu pekerjaan dikatakan Berhasil/Sukses, semua itu tidak lain juga ”Atas Ijin dan KehendakNYA,...”